Iwan Fals dan Franky Sahilatua
Posted by Prita on June 25, 2011
Ada banyak legenda hidup di blantika musik tanah
air. Mereka bukan saja sudah berhasil menciptakan banyak lagu-lagu dan banyak album, tetapi karya
mereka bukanlah sebuah karya biasa. Karya mereka bukanlah jenis lagu musiman
yang ngetop untuk kemudian hilang. Tema yang mereka angkat pun bukan tema “kacangan”
macam tema cinta dan perselingkuhan yang sering kita dengar di televisi saat
ini. Orang tentu akan dengan mudah mengingat dahsyatnya lagi Bento dan Bongkar
milik Iwan Fals. Ya, Iwan Fals adalah salah satu tonggak musik
tanah air yang secara konsisten mampu dan mau menyuarakan suara hati rakyat
banyak akan ketidak adilah yang ada di sekitar kita.
Sama dahsyatnya dengan Iwan Fals, sosok Franky
Hubert Sahilatua atau yang lebih dikenal dengan Franky Sahilatua juga
memiliki kontribusi dahsyat buat dunia musik tanah air. Kiprah Franky sebagai
musisi boleh jadi tidak terukur dalam jumlah platinum yang diraih, sebuah level
penghargaan untuk tingkat penjualan yang dijadikan tolok ukur keberhasilan musisi tanah air
saat ini. Franky Sahilatua konsisten dengan musik balada dengan muatan-muatan
“berat” mengenai alam dan kehidupan, seperti tertuang dalam lagu Perjalanan dan
Bis Kota, dua dari banyak karya fenomenal Franky. Seolah tak cukup berkarya
sendiri, dua fenomena musik tanah air ini pernah berkolaborasi dalam sebuah
album.
Iwan dan Franky pernah bekerja sama dalam sebuah
album yang diberi tajuk “Terminal”. Album ini dirilis pada tahun 1993. Keduanya
bernyanyi dalam lagu Terminal dengan dukungan musisi legendaris lainnya, Ian
Antono. Sepertinya, musik Indonesia merindukan sosok-sosok
berintegritas semacam mereka lagi yang benar-benar mencurahkan segala daya dan
upaya, pikiran dan tenaga untuk menghasilkan karya yang tak hanya bagus tetapu
juga memiliki misi yang jelas. Musik Indonesia seperti telah kehilangan rohnya
ketika angin kapitalisme memporak-porandalan idealisme para produser. Produser
musik Indonesia lebih memilih mencari band-band baru yang sangat ingin “ngetop”
dengan modal tampang keren walau musikalitas ala kadarnya. Hal ini tentu karena
permintaan pasar. Entah kapan akan muncul idola baru seperti Iwan dan Franky.
Konser DEKADE Dari Chrisye Di Indosiar
Berangkat dari hobby bermain musik, Chrisye merintis kariernya di Dunia Musik dengan bergabung dalam BAND SABDA NADA di tahun 1968. Kelompok Band berikut yang dibentuknya bersama teman-teman "PEGANGSAAN"nya adalah GIPSY BAND.
GIPSY Band tersebut diperkuat oleh Zulham Nasution, Gauri Nasution, Kenan Nasution, Onan, Tami dan Chrisye sendiri, mereka sempat menggelar GIPSY CONCERT di TIM Jakarta pada tahun 1970, dengan bintang tamu Almarhum Mus Mualim. Group Band ini juga bermain di Ramayana Restaurant - New York selama kurang lebih satu tahun ( 1973 - 1974 ).
Ditahun 1974 - 1975, masih di New York, Chrisye kemudian bergabung dengan Band "THE PRO'S" dengan personilnya Almarhum Broery Marantika, Dimas Wahab, Pomo, Ronnie Makasutji dan Abadi Soesman. The Pros juga merupakan Home Band pada Ramayana Restaurant.
Sekembalinya di Indonesia, Chrisye yang lahir di Jakarta, 16 September 1949 ini bergabung dengan Guruh Soekarno Putra membuat sebuah album rekaman "GURUH GIPSY", dimana dalam album tersebut mereka memadukan unsur-unsur Gamelan Bali dan Instrument Konvensional.
Ditahun berikutnya, Chrisye memutuskan untuk bersolo karier dan mulai menelurkan album-album rekaman dengan lagu-lagu ciptaannya sendiri maupun teman-teman dekatnya. Ditahun 1977 ini pula Chrisye berhasil membawakan lagu "Lilin-Lilin Kecil" karya James F. Sundah dan memenangkan Lomba Karya Cipta Lagu Remaja Prambors ( LCLR ), lagu ini sempat kembali populer ketika dibawakan oleh Chrisye pada tahun 1992 yang lalu.
Berjalan dengan warna Pop Slow, karier Chrisye sebagai penyanyi semakin berkibar di Blantika Musik Indonesia. Album Badai Pasti Berlalu, Sabda Alam dan hampir semua album yang dikeluarkannya digemari dan berhasil dipasaran.
Ketika pada tahun 1986 Chrisye mencoba warna musik yang agak berbeda untuk album Aku Cinta Dia dan Hip Hip Hura yang bernada riang, album tersebut tetap laku dan menjadi hits dibanyak tangga terpopuler di Indonesia, meski Chrisye merasa tidak cocok untuk membawakan lagu dengan beat cepat, kedua album ini tetap mendapat respons yang baik dari penggemarnya, dan masing-masing berhasil memperoleh penghargaan BASF AWARD, GOLDEN RECORD untuk Album Aku Cinta Dia dan SILVER RECORD untuk Hip Hip Hura.
Pada album Kisah Cintaku, tahun 1988, Chrisye kembali kewarnanya semuala, baik pada album tersebut maupun album berikutnya, serperti Pergilah Kasih, Cintaku T'lah Berlalu dan Sendiri Lagi, performance Chrisye tetap Prima dan kembali meraih BASF AWARD, GOLDEN RECORD serta HDX AWARD.
Disamping keberhasilan dalam karier sebagai penyanyi, Chrisye pernah mencoba untuk tampil di layar perak, yakni dalam film Seindah Rembulan bersama Iis Sugianto, serta sebagai bintang tamu dalam film Gita Cinta Dari SMA. Walau pernah tampil dilayar perak, Chrisye mengaku tidak pandai berakting dan bergaya, sehingga tidak jarang dalam penampilannya di televisi atau panggung, Chrisye pun tak terlalu banyak bergerak.
Satu catatan lagi dalam perjalanan karier Chrisye, Video Clipnya album Cinta T'lah Berlalu merupakan Video Clip Indonesia Pertama yang ditayangkan di MTV, berikutnya Video Clip untuk album Sendiri Lagi berhasil meraih Juara Pertama pada acara Video Musik Indonesia periode V yang diselenggarakan oleh TVRI.
Pada awal tahun 1996 Chrisye mengeluarkan Album dengan nuansa Akustik dengan Tajuk album "AKUSTICHRISYE" dan pada awal Desember tahun 1997 ini Chrisye merelease Album "KALA CINTA MENGGODA" Ciptaan Guruh Sukarno Putra yang memberi sejarah baru dalam peta musik Indonesia dengan keberhasilan Video Clip “Kala Cinta Menggoda” meraih penghargaan di ajang MTV Video Music Award tahun 1998 yang berlangsung di Los Angeles sebagai pemenang “MTV Video Music Award Asia Viewer’s Choice Award”.
Kini setelah kurang lebih 25 tahun malang melintang di dunia musik, Chrisye yang telah perputra empat ini, tetap mempunyai vocal yang prima dan kehadirannya tetap dinantikan para penggemar setianya.
Tahun 1994 konser "SENDIRI" di JICC - Surabaya - Solo - Bandung. Tahun 2000 di bulan February Konser "BADAI PASTI BERLALU" Di JICC, kedua rangkaian konser tsb merupakan konser terbesar di Indonesia.
Tahun 2001 sukses melaksanakan “KONSER TOUR Legendary 2001” pada tanggal 28 April – 22 Mei 2001 yang berlangsung di 14 kota besar Indonesia disertai dengan peluncuran album 2001 dengan judul yang sama.
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada hari Sabtu (12/07), Chrisye membuat sebuah konser besar yang diberi nama Dekade. Memang sebelum konser Chrisye sudah berjanji akan memberikan gaya terbaiknya, bahkan belum pernah dia lakukan selama ia konser.
Pada konsernya kali ini, Chrisye banyak membawakan lagu-lagu hits tahun 1940 seperti Pasar Gambir, Stambul Anak Jampang, hingga tembang Lilin-lilin kecil, Semusim, Dara Manisku dan Anggrek Bulan berduet dengan Sophia Latjuba. Selain itu, dalam konser Dekade tersebut, Chrisye juga berduet dengan Ari Lasso yang melantunkan lagu berjudul Kangen.
Nah, bagi Anda penggemar Chrisye, jangan lewatkan tayangan spesial dari Indosiar yang satu ini. Segera catat tanggal dan jam tayangnya, Kamis (17/07) pukul 21.30 WIB, hanya ada di Indosiar yang Memang Untuk Anda......
http://www.indosiar.com/sinopsis/konser-dekade-dari-chrisye-di-indosiar_3158.html
No comments:
Post a Comment