Dengan
terjadinya depresi perekonomian dunia pada sekitar
permulaan decade 1930
yang membuat keadaan perekonomian Amerika Serikat semakin berat,
sebagai salah satu dampaknya adalah banyak lapangan pekerjaan
menghilang sehingga menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal
ini juga dirasakan dalam sejarah perkembangan musik jazz, termasuk
industri rekamannya. Banyak musisi jazz juga seolah-olah terpisah dan
menghilang begitu saja. Demikian juga dengan para pendengar setianya,
mereka lebih banyak tinggal dirumah masing-masing sambil mendengarkan
radio atau televisi daripada pergi menonton pertunjukan musik jazz di
klab atau gedung pertunjukan lainnya.
Namun
pada tahun 1934, seorang pimpinan band dan pemain klarinet yang
bernama Benny Goodman memukau para pendengar radio dengan permainan
musik jazz yang dibawakannya yang lebih "hot" daripada
gaya-gaya jazz sebelumnya. Kelompok tersebut dalam bulan Juli 1935
mengadakan pertunjukan keliling di Amerika Serikat. Dari setiap
penampilannya , terutama di radio dan televisi ternyata mendapat
sambutan yang luar biasa dati para pecinta musik jazz. Hal ini
semakin membuat optimis Goodman dalam menampilkan kelompok mereka
dari ballroom ke ballroom yang lainnya dengan membawakan repertoar
yang sedikit lebih manis dan diadaptasikan terhadap musik dansa. Dari
mulai saat itulah, Benny Goodman bersama Quartetnya benar-benar
"meledak", sampai akhir perang dunia II. Hal ini terjadi
bersamaan dengan pulihnya keadaan peerekonomian di sana walaupun
sedikit demi sedikit.
Dengan
cepat musik jazz bergaya Swing menjadi sering dimainkan di seluruh
negara tersebut, termasuk di hotel-hotel, klab malam maupun kampus
dan gedung teater. Seorang kritisi dan fotografer, Bill Gottlieb
menyebutkan masa tersebut sebagai "The Golden Age of Jazz".
Mungkin pendapat tersebut cukup beralasan karena berbagai hal yang
menunjukan dominasi musik jazz yang sedang menjadi trend yang popular
pada waktu itu. Hal ini juga tergambarkan melalui banyaknya pendengar
musik jazz lama dan "pendatang baru" yang tua maupun muda
tetap berkumpul, termasuk penggemar musik jazz dari kalangan orang
kulit putih bertambah besar jumlahnya daripada sebelumnya. Para
"pendatang baru" tersebut juga lebih terdidik dan bahkan
lebih fanatik. Mereka menggemari musik jazz seperti mereka menggemari
permainan liga baseball atau basket. Dan sampai pada pertengahan
1930-an mulai banyak kelompok band yang bermunculan, disamping
kelompok-kelompok big-band yang sudah ada sejak tahun 1920-an. Dan
pada era inilah tampaknya jazz juga telah menjadi suatu gaya hidup,
hal ini ditunjukan dengan banyaknya promosi produk-produk yang
ditawarkan kepada masyarakat dengan embel-embel swing.
Lebih
jauh mengenai gaya Swing ini aantara lain gaya ini mempunyai karakter
"jazz 4 ketukan", karena gaya-gaya jazz sebelumnya
dikelompokkan pada "jazz 2 ketukan". Dengan penjelasannya
kira-kira adalah jika didalam gaya swing terdapat 4 ketukan di setiap
barnya sedangkan dalam gaya jazz sebelumnya dapat didengarkan
sebagian besar menggunakan 2 ketukan dalam setiap barnya. Namun hal
ini juga belum menjadi harga mati, karena Louis Armstrong sendiri,
serta beberapa musisi gaya Chicago, tidak jarang pula menggunakan
tempo 4/4 dalam musiknya pada tahun 1920-an. Bahkan Big
band dari
Jimmy Lunceford secara bergantian menggunakan tempo 2/4 dan 4/4.
Kata
"swing" sendiri adalah sebuah terminology dasar dalam musik
jazz, meskipun ada dua pemaknaan yang berbeda mengenai "swing".
Pertama adalah "swing" dikonotasikan sebagai salah satu
unsure ritmik musik jazz yang berasal dari sifat struktur formal
musik klasik namun dibuat lebih elastis dan fleksibel. Swing terdapat
di dalam semua fase, gaya dan periode perkembangan musik jazz. Ada
juga yang berpendapat bahwa jika sebuah musik yang tidak mengandung
"swing": berarti musik tersebut bukan jazz. Mengenai hal
yang berkaitan dengan konotasi ini yaitu "swing" sebagai
salah satu unsur musik jazz, biasanya ditulis dengan huruf kecil
didepannya yaitu swing. Kedua, isitilah "swing" ini
digunakan untuk menyebutkan gaya musik jazz yang dominan di decade
1930-an. Gaya ini merupakan satu sukses besar dalam hal komersial
diantara gaya-gaya musik jazz yang lainnya sampai muncul fusion pada
era 1970-an. Seperti telah disinggung sebelumnya, Benny Goodman
diberi gelar "The King of swing", berkaitan dengan
keterangan itu kita sebut "Swing" dengan huruf besar
didepannya. Kurang lebih dari dua pengertian ini banyak digunakan
oleh segenap kritisi dan pendidik musik jazz dalam prakteknya.
Ada
sebuah perbedaan dalam mengatakan bahwa lagu jazz itu berirama swing
dan itu adalah jazz bergaya Swing. Didalam setiap lagu jazz di dalam
gaya Swing dipastikan itu juga berirama swing. Sebaliknya belum tentu
setiap irama musik jazz yang mempunyai unsure swing dikatakan bergaya
Swing.
Sebagai
salah satu persembahan atas perkembangan musik jazz di era Swing ini
adalah perkembangan kelompok big band seberti Bennie Moten Big Band,
Jimmy Lucenford Orchestra, Count Basie Big Band dan Duke Ellington
Orchestra. Dari masa ini juga muncul kontradiksi antara peran solois
individu dalam sebuah big band untuk mendapatkan kedudukan yang
penting dengan peran secara kolektif sebagai ungkapan harmonisasi
yang lebih kuat. Namun musik jazz bisa jadi kolektif dan bersifat
individu yang dilakukan secara bergantian, atau kemudian di dalam
musik jazz dapat juga dilakukan imrovisasi secara bersamaan.
Era
ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar dan penting dalam musik jazz
yang kemudian akan mempengaruhi perkembangan musik jazz sesudahnya
dan mempengaruhi para pemain-pemain jazz sesudah era ini. Mereka
antara lain seorang pemain saxophone Coleman Hawkin, Chu Berry, Benny
Carter dan Johnny Hodges, pemain drums Gene Krupa, Cozy Cole dan Sid
Catlett, pemain piano Fats Waller dan Teddy Wilson, pemain trumpet
Bunny Beringan dan Rex Stewart, juga para komposer dan pimpinan big
band seperti Duke Ellington dan Count Basie. Tampaknya melalui era
Swing inilah musik jazz mulai diperhitungkan dan banyak menyebar ke
berbagai negara dan juga sebagai pijakan untuk perkembangan jazz
selanjutnya, sehingga tidak berlebihan kiranya era ini disebut
sebagai "The Golden Age Of Jazz".
No comments:
Post a Comment