Chrisye sudah disebut penyanyi "legendaris" oleh beberapa jurnalis. Pada tahun 2007, majalah Rolling Stone Indonesia memilih Badai Pasti Berlalu sebagai album Indonesia terbaik sepanjang masa. Tiga album solo Chrisye juga masuk ke daftar tersebut: Sabda Alam di urutan 51, Puspa Indah di urutan 57, dan Resesi di urutan 82. Guruh Gipsy masuk di urutan kedua. Ini kemudian diikuti oleh pemilihan lima lagunya ("Lilin-Lilin Kecil" di urutan 13, "Kidung" di urutan 26, "Merpati Putih" di urutan 43, "Anak Jalanan" di urutan 72, dan "Merepih Alam" di urutan 90) sebagai beberapa lagu Indonesia terbaik sepanjang masa; lagu Guruh Gipsy "Indonesia Maharddhika" masuk di urutan 59.Pada tahun 2011 mereka menyebut Chrisye sebagai penyanyi Indonesia terbaik ketiga. Eros Djarot menyebut bahwa Chrisye mempunyai suara yang luar biasa, tetapi sering malu-malu dan malas membahas isu sosial.
Menurut data dari Asosiasi
Industri Rekaman Indonesia, Badai
Pasti Berlalu tahun 1977 adlah album Indonesia paling laris urutan kedua,
dengan sembilan juta kuping terjual antara tahun 1977 dan 1993. Pada tahun 1990
video musik untuk "Pergilah Kasih" menjadi klip Indonesia pertama
yang diputar di MTV Hong Kong; klip untuk "Sendiri Lagi" terpilih
sebagai klip Indonesia terbaik sepanjang masa pada acara Video Musik
Indonesia.
Pada tahun banyak artis Indonesia, termasuk Vina
Panduwinata, Ahmad
Albar, D'Cinnamons, dan Sherina Munaf, membawa 20 lagu Chrisye dalam konser
"Chrisye: A Night to Remember" di hotel Ritz Carlton, Jakarta. Konser
tersebut juga termasuk testimoni dari anak dan istrinya. Tiket untuk konser
tribut tersebut terjual habis.
Catharina Chandra XI-S1/33
Wikipedia.com
No comments:
Post a Comment