Siapa yang tidak sabar menantikan
album terbaru Jason Mraz, setelah terakhir merilis album di
tahun 2008 dengan We Sing. We Dance. We Steal Things. yang sangat
sukses tersebut. Syukurlah, kini Mraz telah melepas album keempatnya, Love
is a Four Letter Word ke tengah-tengah kita. Penantian empat tahun
tampaknya tidak sia-sia karena lagi-lagi Mraz akan membuai kita dalam
kemampuannya merangkai notasi dan lirik yang tidak hanya sedap didengar namun
juga meresap ke dalam sanubari. Maaf, jika terdengar agak berlebihan. Namun itu
hanya merupakan wujud euforia saja. Tapi percayalah, ini adalah album yang
bagus.
Akan tetapi harus menjadi catatan
disini, karena Love is a Four Letter Word akan terdengar cukup berbeda dengan
album-album sebelumnya, karena kali ini Mraz memilih untuk menembangkan
lagu-lagu yang relatif lebih lembut dan….romantis, sesuai dengan tema yang di
usung oleh album ini. Dengan pengecualian track Living in the Moment yang
sedikit mengingatkan I’m Yours yang membawa nama Mraz ke puncak kepopuleran.
Love is a Four Letter Word masih mengusung pop-folk yang kita kenal dari
seorang Jason Mraz, akan tetapi kali ini ia hadir dalam melankolisme yang lebih
padat dan menyeluruh. Meski begitu tiap lagu dapat berdiri sendiri tanpa harus
terdengar repetitif atau monoton.
Semua lagu dikerjakan oleh Mraz,
dengan pengecualian track pembuka, The Freedom Song. Lagu ini sebenarnya
bukanlah materi yang benar-benar baru sebagai bagian dari album Love Is A Four
Letter Word, karena sebelumnya telah terdapat dalam EP Life is Good di tahun
2010 yang lalu. Namun saat itu lagu ini ditampilkan secara live. Berbeda kini,
karena The Freedom Song hadir sebagai kreasi studio rekaman untuk menyemarakan
album keempat milik Mraz tersebut. Bahkan lagu ini langsung menjadi pembuka
album. Meski lagu ini merupakan karya Luc and the Lovingtons, namun jangan
takut, karena semua ciri khas Mraz masih dapat kita dengar disini. Mulai dari
pembuka oleh perkusi serta sentuhan reggae dan brass section yang penuh,
menjadikan single ini terdengar sangat mengasyikkan sekali.
Jason Mraz menjanjikan jika album
barunya masih akan memiliki ciri khas yang kita kenal dari dirinya namun juga
akan banyak menampilkan berbagai komposisi yang cenderung mellow. Mendengarkan
single utama untuk album ini, I Won’t Give Up, rasa-rasanya kita sudah mendapat
gambaran apa yang yang dimaksudkan oleh Mraz. Dengan tempo yang bergerak sangat
perlahan, I Won’t Give Up adalah sebuah balada lirih yang mengandalkan kekuatan
emosionil pada vokal, sesuatu yang sangat dikuasai oleh vokal Mraz yang
versatile. Dengan bermodalkan petikan gitar akustik yang berdenting dan
aransemen yang minimalis, I Wont Give Up terasa sangat menyentuh.
The Woman I Love agak sedikit
terpengaruh oleh sentimen blues, sedang dalam 5/6 Mraz mencoba tampil jazzy,
atau mengusung country dalam Frank D. Fixer. Uniknya, semua elemen musik
tersebut melebur dalam ciri khas Mraz yang guitar-driven dan juga tema
melankolis yang menjadi highlight untuk album ini. Jangan lupakan juga duet
manis antara Mraz dengan Inara George dalam Be Honest, sebuah lagu cinta yang
sangat romantis dan dipastikan membuat kita pun jatuh cinta kepada lagu ini.
Memang, bisa dikatakan ini adalah lagu yang sangat pop-ish meski Mraz pun
sedikit memoles aura jazzy kedalamnya. Oh ya, jangan sampai melewatkan hidden
track setelah track The World As I See It yang berjudul I’m Coming Over. Lagu
pop-folk ini terdengar begitu manis namun juga eklektik. Agak sedikit
mengingatkan kejayaan Paul Simon, namun justru terasa tepat guna sebagai bonus
sekaligus penutup album.
Memang, dibandingkan album-album
sebelumnya, Love is a Four Letter Word adalah album yang paling ringan dan
paling mudah dicerna dari seorang Jason Mraz. Sebagian besar lagu hadir dalam
sturuktur yang cenderung sederhana dalam semangat pop yang kental. Namun begitu
ini juga dapat menjadi sebuah indikasi jika Mraz menemui kedewasaan-nya dalam
bermusik, sehingga memutuskan untuk hadir dengan lebih melodik dan manis,
lembut juga perlahan. Tidak ada track yang benar-benar menonjol, mungkin
menjadi sedikit catatan untuk album ini, akan tetapi tampaknya Mraz tidak
berniat mengejar hits besar belaka, sehingga hal tersebut dapat dimaklumi. Lagi
pula, Love is a Four Letter Word adalah paket yang memuaskan, karena dijamin
setiap lagu yang terdapat di dalam album ini akan sangat menyenangkan untuk
disimak.
No comments:
Post a Comment