Membaca artikel tentang 25 musisi/band paling berpengaruh
mewarnai music Indonesia kontemporer editor Denny MR ini menginspirasiku. Hal
ini adalah referensi yang sangat bagus untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan
musik di Indonesia.
Associate Editor :
Denny MR
Majalah : MTV
Trax, Edisi perdana tahun 2002
Nama-nama yang
berpengaruh dalam artikel ini telah memenuhi satu dari tiga hal berikut ini
seperti:
1. Menciptakan
trobosan dalam industry rekaman,
2. Melahirkan
komunitas musisi, 3. Mampu mempengaruhi generasi berikutnya atau mencetak
rising star.
Daftar ini disusun
alfabetik :
1.
Ahmad Dhani (26 Mei 1976)
Personal yang
sangat kontroversi, pentolan Dewa ini selalu membuat pro-kontra. Bongkar pasang
anggota band, eksperimentasi sound, hingga menulis lirik yang sering mengutip
kata-kata mutiara dari tokoh terkenal. Tapi banyak juga yang memujinya,
terutama dalam mengendus warna musik yang bakal ngetop.
Album Fenomenal :
Dewa 19 (1992), Terbaik-terbaik (1997), Bintang Lima (2000).
Lagu Terbaik :
Kangen, Kirana, Roman Picisan
Pengaruh : Reza,
Tere.
2. A.
Riyanto (23 Nopember 1943 – 17 Juni 1994)
Telah banyak lagu
yang lahir dari tangan ayah dari Lisa A. Riyanto ini. Salah satu tonggak music
pop Indonesia yang berhasil menghantar belasan penyanyi top era 70-80 an ke
dapur rekaman antara lain: Tety Kadi (Teringat Selalu), Ernie Djohan (Teluk
Bayur), Rafika Duri (Hati Tertusuk Duri), Jamal Mirdad adalah temuan
terakhirnya yang diorbitkan lewat album Hati Seputih Salju.
Karya Fenomenal :
Mimpi Sedih, Layu Sebelum Berkembang, Mawar Berduri.
Pengaruh : Tetty
Kadi, Vivi Sumanti, Jamal Mirdad.
3.
Benyamin S. (5 Maret 1939 – 5 September 1995)
Satu-satunya
seniman music Betawi yang bisa diterima di semua kalangan. Totalitasnya membuat
kesenian Gambang Kromong naik gengsi. Bang Ben panggilan akrabnya. Bukan Cuma
piawai mengumbar lagu jenaka, tapi berakting di pita seluloid ia sangat jago.
Puluhan karyanya kini bisa didengar di www.audiogalaxy.com.
Album Fenomenal :
Kompor Mledug, Lampu Merah, Tukang Kredit.
Lagu Terbaik : Si
Jampang, Ondel-Ondel, Nonton Cokek.
Pengaruh : Beib
Benyamin, Naif, Harapan Jaya, Mandra, Doel Sumbang.
4.
Chica Koeswoyo (1 Mei 1969)
Jauh sebelum
Joshua “mengobok-obok” panggung rekaman anak-anak, generasi ketiga klan
Koeswoyo ini adalah pionir yang membuka peluang penyanyi cilik sebagai
primadona di tahun 70-an. Berkat kesuksesasnya (ingat, jaman itu hanya 1
televisi) hampir tak ada pemusik yang tak mengorbitkan anak-anaknya sebagai
penyanyi. Pada jamannya, lirik lagu anak-anak terdengar sederhana dan gampang
dihapal. Tidak sok tau kayak sekarang.
Album Fenomenal :
Helly
Pengaruh : Sari
Koeswoyo, Adi Bing Slamet dan penyanyi cilik sesudahnya.
5.
Discus
Dengan aransemen
musical yang warna-warni seperti ikan eksotis yang mengilhami nama grup ini,
Discus adalah salah satu factor terpenting yang membuat komunitas prog-rock di
Indonesia berdenyut, dan mulai dilirik di luar. Bahkan tokoh prog-rock Paul
Whithead-desainer album Genesis era Peter Gabriel memuji setinggi langit
headliner festival “ProgFest” di North Carolina (2000) serta “Baja Rock” di
Meksiko (2001) ini. Frontman Discus, Iwan Hasan, adalah satu-satunya pemain
gitar harpa 21 senar di tanah air.
Album Fenimenal :
Discus 1st (1999)
Lagu Terbaik :
Lamentation & Fantasia Gamelantronique, Contrasts, Anne
Pengaruh : Smesta,
Pendulum
6.
Ebiet G. Ade (21 April 1955)
Generasi sekarang
mengenalnya sebagai penyanyi theme-song sinetron melodramatic seperti Aku Ingin
Pulang, Camelia. Tapi sebenarnya peran penyanyi yang bernama asli Abdul Gafar
Abdullah ini lebih jauh lagi: mengenalkan penulisan lirik yang nyes &
kontemplatif. “Coba Kita Bertanya Pada Rumput Yang Bergoyang” misalnya, adalah
ideom yang dipetik dari lagunya berjudul “Berita Kepada Kawan”.
Album Fenomenal :
Camelia I (1979), Camelia II (1979)
Lagu Terbaik :
Lagu Untuk Sebuah Nama, Berita Kepada Kawan.
Pengaruh : Jamal
Mirdad, Katon Bagaskara.
7.
Elfa Secioria (20 Februari 1959-8 Januari 2011)
Alam memberinya
talenta, & Elfa menggosoknya dengan luar biasa hingga dijuluki jawara
festival. Sejak membentuk Sonata 47 bareng Eddy Karamoy, Elfa adalah dunia
latin dengan segala asesorisnya di Indonesia. Rumahnya penuh sesak oleh
penghargaan yang disabet dari berbagai ajang domestic dan internasional. Bos
EMS (Elfa’s Music School) juga merambah bisnis waralaba di sepuluh kota
Indonesia.
Pengaruh :
Indonesia 6, Yovie Widianto, Elfa’s Singer, Iwan Wiradz, Hentriessa Band,
Sherina, Andien, Kahitna
8.
Fariz RM (5 Januari 1959)
Multiinstrumentalis,
Penyanyi, Penulis Lirik yang melahirkan 15 Album solo dan 58 album kolaborasi,
dengan berbagai formasi band. Tapi, bukan produktivitasnya yang menjadikan
Fariz salah satu sosok penting perjalanan music pop Indonesia. Konsep
pemikirannya dianggap ikut memoles wajah music kita. Maka, tak ada yang risih
untuk mengakui bahwa bule, panggilan akrabnya, memang seorang jenius.
Album Fenomenal :
Sakura (1980), Panggung Perak (1981), Living In The Western World (1988)
Lagu Terbaik :
Samura, Barcelona, Nada Kasih (Duet dengan Neno Warisman)
Pengaruh : Dewa,
KLa Project, Jikustik, Base Jam
9.
Godbless
Salah satu grup
hard rock tertua di Indonesia yang resminya belum bubar, tapi eksistensinya
sekarang samar-samar. Menjadi opening act ketika Deep Purple manggung pertama
kali di Jakarta, 1975. Band yang dimotori Ahmad Albar (vocal), Ian Antono
(gitar) ini menjadi patron kelompok-kelompok rock yang terbentuk
belakangan-terutama “alumnus” Festival Rock yang rutin diselenggarakan oleh Log
Zhelebour.
Album Fenomenal :
Cermin (1982), Semut-Semut Hitam (1987).
Lagu Terbaik :
Huma Di Atas Bukit (dari film Laela Majemun, 1976), Semut Hitam, Rumah Kita.
Pengaruh : Grass
Rock, Edane, Boomerang, Jamrud.
10.
Gombloh (23 Juli 1950 – 9 Januari 1988)
Lahir dengan nama
Sudjarwo Sumarsono, pentolan grup Balada Lemon Trees (bersama Leo Kristi &
Franky Sahilatua) ini mendadak menjadi pop icon setelah lagu solonya
“Kugadaikan Cintaku” yang genit-lucu meledak di pertengahan tahun 80-an. Namun
Gombloh yang juga piawai enulis syair tentang lingkungan hidup, akan terus
dikenang berkat lagu kebangsaan informal yang diciptakannya “Kebyar &
Kebyar” dengan kekuatan syair yang sulit dicari tandingannya: Indonesia, Merah
Darahku, Putih Tulangku…..
Album Fenomenal :
Kebyar & Kebyar
Lagu Terbaik :
Kebyar & Kebyar, Ranu Pane, Kugadaikan Cintaku.
Pengaruh : Tyas
Drastistiana, Ully Sigar Rusadi, Lab Musik Jakarta.
11.
Guest Band
Inilah salah satu
meteor dalam orbit music Indonesia. Terlihat sesaat, sebelum menghilang.
Kelompok ini Cuma menghasilkan album mini berjudul “Tak Kan”. Tapi jejak yang
ditinggalkannya amat berarti bagi perkembangan music Rap, R&B, serta
Hip-Hop. Dalam salah satu lagunya, “It’s Gonna Get Better”, terdapat nama yang
sekarang dikenal sebagai pelopor Rap local: Iwa K. Sebagai mantan
personel Guest seperti Tori, Nti, Yudis, mendirikan Gust Music yang
mengkhususkan pada produksi album Rap dan R&B.
Pengaruh : Iwa K,
Melly Manuhutu, Sania, Dewi Sandra.
12.
Harry Roesli (10 September 1951 – 11 Desember 2004)
Raja plesetan,
jagoan kritik dengan syair-syair konyol setajam belati. Bahkan di depan mantan
presiden Abdurrahman Wahid di hari kemerdekaan tahun 2001 lalu, Harry dengan
entengnya mengimprovisasi lagu Garuda Pancasila. Toh meskipun harus minta maaf
di media massa, prestise doctor music jebolan Hilversum, Belanda & motor
DKSB (Depot Kreasi Seni Bandung) ini tak berkurang sedikitpun. Apalagi ia juga
jago menulis kolom.
Album Fenomenal :
Titik Api (1976), Opera Ken Arok (1977), Gadis Plastik (1978).
Pengaruh : DKSB,
Doel Sumbang, Java Jive, Protonema.
13.
Ian Antono (29 Oktober 1950)
Dewa gitar yang
telah menggarap tak kurang dari 125 album dari berbagai jenis music, termasuk
dangdut. Kelompok Gong 2000 yang dibentuknya setelah cabut dari Godbless
memperlihatkan kedekatannya pada kultur Bali. Selain sebagai gitaris, Ian juga
diakui sebagai piƱata music yang bertangan dingin. Sejumlah rocker papan atas
Indonesia pernah mengalami polesannya, bahkan juga untuk musisi sekelas Iwan
Fals.
Karya Fenomenal :
Jarum Neraka (1985), 1910 (1988), Mata Dewa (1989).
Pengaruh : (lagu)
Niky Astria, Grass Rock, U’Camp, Ikang Fauzy, Iwan Fals. (style gitar) Eddy
Kemput, Rdane, Totok Tewel.
14.
Indra Lesmana (28 Maret 1966)
Pernah dijuluki
anak ajaib oleh Chick Corea, Indra Lesmana sangat gigih mempertahankan
eksistensi music jazz Indonesia. Sukses komersial diperolehnya lewat album solo
Aku Ingin, yang justru terlepas dari konteks jazz. Album ini Nampak Cuma
merupakan persinggahan karirnya. Karena setelah itu dia tancap lagi di jalur
music yang telah membesarkan namanya dengan label baru : Reborn. Sebagai penata
music, Indra piawai mengeksplorasi potensi vocal penyanyi yang ditanganinya.
Album Fenomenal :
Children Of Fantasy (1981), Woman And Children First (1983).
Lagu Terbaik : Aku
Ingin (1990), Bulan Asia (1990).
Pengaruh : Titi
DJ, Shopia Latjuba.
15.
Iwa K (25 Oktober 1970)
Jangan ngomong
music Rap kalo lupa nyebut namanya. Iwa merilis album ketika rap masih merupakan
“daerah tak bertuan” disini. Terobosan cowok berambut cepak yang sering menjadi
presenter acara olahraga ini akhirnya melempengkan jalan masuknya artis R&B
serta Hip-Hop ke Studio rekaman.
Album Fenomenal :
Kramotak, Topeng.
Lagu Terbaik :
Bebas, Batman Kasarung.
Pengaruh : Black,
Sweet Martabak, Neo, Denada.
16.
Iwan Fals (3 September 1961)
Amerika punya Bob
Dylan, Indonesia punya Iwan Fals. Pahlawan bagi orang-orang yang terpinggirkan.
Dialah bintang yang berani bersuara kritis sebelum Era Reformasi (whatever it
means!) dimulai. Iwan Cuma butuh gitar bolong untuk dapat membakar emosi
penonton selapangan bola. Raib sekitar delapan tahun dari kehidupan panggung
dan rekaman tak menjadikan pamornya anjlok. Sekarang dia “Presiden” OI (Orang
Indonesia), yayasan yang dibentuknya dengan anggota terserak di seantero tanah
air. Julukan terbaru Asian Hero vers majalah Time.
Album Fenomenal :
Sarjana Muda (1978) 1910 (1988), Mata Dewa (1989).
Lagu Terbaik :
Umar Bakri, Surat Buat Wakil Rakyat, Buku Ini Aku Pinjam, Mata Dewa.
Pengaruh : Slank,
Padi, Dik Doank.
17.
Jack Lesmana (18 Oktober 1930 – 17 Juli 1988)
Ketika waktu dan
kondisi tak bersahabat untuk perkembangan music jazz di tanah air, jack
memboyong keluarganya ke Australia, menanamkan dedikasi dan disiplin,
penghargaan dan kesetiaan profesi. Kembali ke tanah air, Jack menularkan ilmu
& pengalamannya lewat sekolah music Farabi (di era 80-an, sekarang dibawah
komando Dwiki Dharmawan). “Peninggalan” lainnya yang berharga, dua anak yang
tak kalah professional, Indra & Mira.
Album Fenomenal :
Jangger Bali, Jazz Masa Lalu Dan Kini, Luka.
Pengaruh : Margie
Segers, Rien Jamain, Indra Lesmana, Dewa Budjana, Tohpati.
18.
Koes Plus
Ngomongin music
pop Indonesia tanpa menyebut grup satu ini bisa-bisa kualat. Inilah sumbu ledak
industry rekaman. Sempat mendekam di penjara karena dianggap antek kapitalis
oleh Bung Karno, di kecam sebagai pabrik music cemen, tapi sejarah
menempatkannya sebagai tonggak music Indonesia. Kalau tempo hari sempat muncul
demam album dengan stempel Pop Jawa & Pop Melayu, merekalah pelopornya.
Kini hanya tinggal Yon Koeswoyo (vocal, gitar) dan Murry (drum) yang masih
tersisa dari formasi asli.
Album Fenomenal :
Dheg Dheg Plas, Bunga Di Tepi Jalan.
Lagu Fenomenal :
Cintamu Telah Berlalu, Kembali Ke Jakarta, Kolam Susu, Muda-Mudi, Nusantara (serial).
Pengaruh : Junior,
Naif, Romeo.
19.
Melly Goeslaw (7 januari 1974)
Sebelum melly
menulis lirik, perempuan hanya sebagai obyek dalam music Indonesia, sejak jaman
Ismail Marzuki hingga Titiek Puspa. Kemudian datang Melly, membalikkan angle,
bahwa perempuan bisa juga berselingkuh lebih dulu, tidak setia-yah, namanya
juga manusia. Ternyata banyak yang suka, hingga para penyanyi musti sabar antre
untuk bisa nyicipi hasil karyanya. Beberapa diantaranya ikut melambungkan nama
besar , sebut saja Krisdayanti (Menghitung Hari), Rossa (Tegar), Eric (Ada Apa
Dengan Cinta), hingga penyanyi Malaysia, Fauziah Latif.
Lagu Fenomenal :
Salah, Bunda.
Pengaruh : Eric,
Coklat.
20.
Nicky Astria (18 Oktober 1967)
Sampai tahun 1984,
album rekaman rock praktis dianggap proyek rugi. Seabrek penyanyi maupun grup
band cadas, yang garang di atas panggung, dipastikan bakal “letoy” berhadapan
dengan produser. Lalu dia menggebrak lewat album Jarum Neraka yang terjual
diatas 300.000 keping. Angka yang fantastis buat ukuran waktu itu, dan
menjadikan rekaman rock terlaris yang pertama. Setelah itu tren penyanyi rock
cewekpun menjamur.
Album Fenomenal :
Jarum Neraka (1984), Tangan-Tangan Setan (1985), Negeri Khayalan (1993).
Lagu Terbaik :
Jarum Neraka, Bias Sinar, Mengapa, Misteri Cinta.
Pengaruh : Mel
Shandy, Yossy Lucky, Cut Irna, Nike Ardila, Anggun (periode awal karier, dengan
nama Anggun Cipta Sasmi).
21.
Pas
Bagi pemusik baru
dengan segumpal idealism, bisa punya album rekaman Cuma ada dalam mimpi. Pintu
kearah sana digembok rapat oleh para produser. Pokoknya nehi buat pemusik
egois. Pas kemudian menggempur tembok angkuh itu lewat system indie label
(penjualan langsung secara door to door), terutama lewat kegigihan manajer
pertamanya mendiang Samuel Marudut. Gerakan do it your self itu sekarang
menjadi senjata pamungkas para pemusik underground yang ogah didikte
kreativitasnya.
Album Fenomenal :
Four Through The SAP (1993), In (No) Sensation (1995).
Lagu Terbaik :
Impresi, Bocah, Kesepian Kita (duet dengan Tere).
22.
Rhoma Irama (11 Desember 1947)
Kiprah monumentalnya terjadi ketika Rhoma
memadukan dangdut dengan rock. Di tangannya, dangdut tidak lagi didominasi
suara table (instrument tradisional India), tetapi raungan gitar ala Deep
Purple. Popularitasnya menyeberang sampai ke negeri Matahari Terbit. Ketika
langkahnya rame-rame diikuti, dia malah tampil dengan konsep bernafaskan
religi, dan menjadikan music sebagai sarana untuk menyampaikan syair Islam.
Satu dari sangat sedikitnya musisi Indonesia yang mendapat tempat di www.allmusic.com.
Album Fenomenal :
Begadang, Darah Muda, Rupiah, 135.000.000, Penasaran.
Pengaruh : para
penyanyi dangdut sejak era 70-an.
23.
Rinto Harahab (10 Maret 1949)
Mantan personel The Mercy’s ini adalah
penerima penghargaan internasional sebagai penulis lagu produktif. Beberapa di
antaranya berhasil mencetak nama besar : Iis Sugiharto (Jangan Sakiti Hatinya),
Betharia Sonatha (Kau Tercipta Untukku), Christine Panjaitan (Sudah Kubilang),
Nur Afni Octavia (Bila Kau Seorang Diri). Belakangan, Rinto lebih aktif sebagai
pengusaha yang dekat dengan klan Cendana.
Lagu Terbaik : Ayah, Benci Tapi Rindu.
Pengaruh : Obbie Messakh, Pance Pondaag,
Tommy J. Pisa.
24.
Slank
Satu dari sedikit grup music yang
berhasil melahirkan komunitas musisi. Mereka mengobrak-abrik bahasa Indonesia
yang baku lewat lirik-lirik slengean. Secara musical tak ragu berkolaborasi
dengan musisi segala umur dan jenis music seperti Joshua, DJ Anton, sampai
Haddad Alwi. Fans clubnya, biasa disebut Slankers, tersebar disekitar 50 kota
dengan ribuan anggota tetap yang umumnya militant.
Album Fenomenal : Suit-Suit He…He…(Gadis
Sexy) (1989), kampungan (1991), Generasi Biru (1993).
Lagu Terbaik : Maafkan, Mawar Merah, Kamu
Harus Pulang, Balik-Balikin.
Pengaruh : Imanez,
Kidnap Katrina, Oppie, BIP.
25.
Titiek Puspa (1 Nopember 1937)
Seluruh hidupnya diabadikan untuk
mencipta lagu. Produktivitasnya begitu meluap sewaktu Mus Mualim, sang suami,
masih hidup di sampingnya. Tante Titiek, begitu musisi muda biasanya
memanggilnya, sangat piawai memilih karakter penyanyi untuk lagu ciptaannya. Simak
saja : Bimbi (New Rollies), Jatuh Cinta (Eddie Silitonga), Bing (Grace Simon),
Apanya Dong (Euis Darliah), Sendiri Lagi (Bimbo). Termasuk karya kolaborasi
dengan James F. Sundah dan grup rock kondang, Scorpion, “You Came Into My
Life”.
Karya Fenomenal : Minah Gadis Dusun,
Kupu-Kupu Mala
Catharina Chandra XI-S1/33
Marrythe70s.blogspot.com
No comments:
Post a Comment