[JAKARTA] Sang
komposer Erwin Gutawa membuktikan keseriusannya dalam menggelar konser
pencapaian tiga dekade berkarya. Lewat konser bertajuk A Masterpiece Of
Erwin Gutawa yang digelar Sabtu (26/2, 2011), di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC),
Erwin memberi sajian istimewa bertabur bintang-bintang.
Harus diakui, pilihan Erwin untuk berkolaborasi dengan puluhan artis berbakat tidaklah salah. Malam itu, semua penyanyi yang tampil di atas panggung, mampu membius ribuan penonton dengan suara emas mereka. Erwin menampilkan penyanyi-penyanyi berbakat dari usia muda hingga usia tertua.
Konser pembuktian karier sang komposer ini dibuka dengan penampilan duet Lea Simanjuntak dan Gabriel B Harvianto. Dua penyanyi ini menyanyikan tembang Menjilat Matahari, karya Yockie S Prayogo. Dari tembang pertama saja, para penonton sudah dibius dengan iringan orkestra Erwin nan megah, serta permainan gambar-gambar keindahan Pulau Dewata, dalam sebuah slide raksasa.
Awalnya, bagi Erwin, konser pencapaian tiga dekade berkarya ini adalah sebuah impian sekaligus kebanggaan. Apalagi, dalam konser ini Erwin menggandeng beberapa nama musisi senior dan penyanyi muda berprestasi, seperti Iwan Fals, Waljinah, Rossa, Once, Afgan, Vidi Aldiano, dan Gita Gutawa.
Namun, kebanggaan dan impian Erwin tidak sekadar terletak pada keberhasilan konser semata. Untuknya, kehadiran penonton yang memadati semua bangku-bangku di Plenary Hall adalah sebuah kebanggaan yang tiada taranya. “Impian saya sekarang sudah terwujud dengan kehadiran Anda semua di tempat ini. Anda menjadi bukti dari perjalanan karier saya selama 30 tahun,” ujar Erwin di sela-sela memandu ratusan musisi dalam orkestra di atas panggung.
Selanjutnya, Elfonda Michael atau yang akrab disapa Once muncul di antara pemain orkestra. Mantan vokalis Dewa 19 ini menyanyikan lagu Simphony Indah karya Robby Lea. Usai dengan Once, Dira Sugandi muncul di atas panggung menyanyikan lagu lawas ciptaan Tito Sumarsono, berjudul Kaulah Segalanya.
Lagu yang sempat dipopulerkan oleh Ruth Sahanaya ini terdengar sangat berbeda saat dinyanyikan Dira. Wanita yang kerap disebut-sebut sebagai the rising star tampil aktraktif dalam dua bahasa. Dira membawakan lagu Kaulah Segalanya dalam versi bahasa Inggris jua.
Selesai dengan penampilan Dira, tiba-tiba vokalis Gigi Armand Maulana tampil di atas panggung. Sayangnya, malam itu Armand tidak diminta bernyanyi oleh Erwin. Kehadiran Armand di atas panggung hanya untuk memanggil band rock yang tengah naik daun saat ini, yakni Kotak.
Harus diakui, pilihan Erwin untuk berkolaborasi dengan puluhan artis berbakat tidaklah salah. Malam itu, semua penyanyi yang tampil di atas panggung, mampu membius ribuan penonton dengan suara emas mereka. Erwin menampilkan penyanyi-penyanyi berbakat dari usia muda hingga usia tertua.
Konser pembuktian karier sang komposer ini dibuka dengan penampilan duet Lea Simanjuntak dan Gabriel B Harvianto. Dua penyanyi ini menyanyikan tembang Menjilat Matahari, karya Yockie S Prayogo. Dari tembang pertama saja, para penonton sudah dibius dengan iringan orkestra Erwin nan megah, serta permainan gambar-gambar keindahan Pulau Dewata, dalam sebuah slide raksasa.
Awalnya, bagi Erwin, konser pencapaian tiga dekade berkarya ini adalah sebuah impian sekaligus kebanggaan. Apalagi, dalam konser ini Erwin menggandeng beberapa nama musisi senior dan penyanyi muda berprestasi, seperti Iwan Fals, Waljinah, Rossa, Once, Afgan, Vidi Aldiano, dan Gita Gutawa.
Namun, kebanggaan dan impian Erwin tidak sekadar terletak pada keberhasilan konser semata. Untuknya, kehadiran penonton yang memadati semua bangku-bangku di Plenary Hall adalah sebuah kebanggaan yang tiada taranya. “Impian saya sekarang sudah terwujud dengan kehadiran Anda semua di tempat ini. Anda menjadi bukti dari perjalanan karier saya selama 30 tahun,” ujar Erwin di sela-sela memandu ratusan musisi dalam orkestra di atas panggung.
Selanjutnya, Elfonda Michael atau yang akrab disapa Once muncul di antara pemain orkestra. Mantan vokalis Dewa 19 ini menyanyikan lagu Simphony Indah karya Robby Lea. Usai dengan Once, Dira Sugandi muncul di atas panggung menyanyikan lagu lawas ciptaan Tito Sumarsono, berjudul Kaulah Segalanya.
Lagu yang sempat dipopulerkan oleh Ruth Sahanaya ini terdengar sangat berbeda saat dinyanyikan Dira. Wanita yang kerap disebut-sebut sebagai the rising star tampil aktraktif dalam dua bahasa. Dira membawakan lagu Kaulah Segalanya dalam versi bahasa Inggris jua.
Selesai dengan penampilan Dira, tiba-tiba vokalis Gigi Armand Maulana tampil di atas panggung. Sayangnya, malam itu Armand tidak diminta bernyanyi oleh Erwin. Kehadiran Armand di atas panggung hanya untuk memanggil band rock yang tengah naik daun saat ini, yakni Kotak.

Penampilan
band KOTAK dalam konser bertajuk 'A Masterpiece of Erwin Gutawa', di Jakarta
Convention Center, akhir pekan lalu. [SP/Joanito de Saojoao]
Suasana di dalam Plenary Hall kian memanas dengan kehadiran Tantri Kotak. Awalnya ia membawakan lagu Jangan Ada Angkara, milik Nicky Astria. Selanjutnya, Tantri bersama personel Kotak lainnya membawakan lagu Rock Bergema dan Beraksi, dengan iringan orkestra.
Selain Kotak, Erwin juga mengikutsertakan sang putri kesayangan, Gita Gutawa dalam konser masterpiece-nya. Kehadiran Gita sekaligus menjadi sebuah nostalgia kerja antara anak dan ayah. Gita yang malam itu berdandan bak seorang putri ditemani 20 penari latar, menyanyikan lagu To Be One, Tak Kuduga, dan medley single-single hits-nya.
Pada konser yang berlangsung hampir dua jam ini, Erwin juga menyuguhkan kolaborasi empat pencabik bas bertalenta. Mereka adalah Yance Manusama, Indro Hardjodikoro, Fajar Adi Nugroho, dan Barry Likumahua. Empat orang bassist ini membawakan lagu andalan Erwin saat bergabung dalam Karimata Band, yakni Lima dan Sketsa. Kejutan lain yang ditampilkan Erwin adalah kehadiran Sandhy Sandoro dengan lagu-lagu ciptaan Koes Plus. Usai dengan Sandhy, Erwin menyuguhkan original cast dari beberapa cuplikan Musikal Laskar Pelangi. Erwin bersama dengan 10 bocah pemeran Musikal Laskar Pelangi, Christoffer Nelwan, Theater Company, Lea Simanjuntak, Eka Deli, dan Dira Sugandi berhasil membius pononton dengan suara dan tarian sederhana.
Dalam konser ini, Erwin juga menyajikan beberapa lagu tribute to Almarhum Chrisye. Kali ini, Afgan dan Vidi Aldiano dipercaya untuk membawakan beberapa lagu hits milik sang maestro. Usai dengan tribute to Chrisye, Rossa naik ke atas panggung.
Penyanyi bertubuh mungil ini membawakan dua lagu berjudul Cinta milik Vina Panduwinata dan Titiek Puspa. Sebagai penutup, Erwin menampilkan sosok dua penyanyi senior di genre yang berbeda. Waljinah, senior di musik keroncong tampil mendendangkan Walang Kekek bersama dengan Sruti Respati. Sementara Iwan Fals hadir membawakan lagu Izinkan Aku Menyayangimu, Mata Dewa, dan Satu-Satu. [A-23]
Saat ini, sudah mulai marak diadakannya konser-konser di
Indonesia, salah satunya adalah konser musik orkestra. Persiapan untuk
menggelar sebuah musik orkestra membutuhkan waktu yang panjang sehingga dapat
menghasilkan suatu karya yang indah dan dapat membius penonton. Musisi
Indonesia yang sering menggelar orkestra dengan sangat bagus dan megah ialah
Addie M.S dan Erwin Gutawa. Mempersiapkan konser orkestra bukanlah hal yang
mudah karena grup orkestra harus melakukan latihan secara berulang-ulang dan
harus menyocokkan nada dan irama dengan artis-artis yang akan tampil mengisi
acara konser tersebut. Akan tetapi, hasil yang ditampilakn oleh sebuah konser
musik orkestra tidak pernah mengecewakan para penonton.
No comments:
Post a Comment