Terdapat tahapan – tahapan perkembangan sejarah Musik
Indonesia. tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
-
Masa sebelum
masuknya pengaruh Hindu – Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari
kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang
dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan
magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam
sekitarnya.
-
Masa setelah
masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik – musik istana
(khususnya di jawa). saat itu, musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual
saja, tetapi juga dalam kegiatan – kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan
para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik
gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu: kelompok balungan, kelompok blimbingan,
kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
-
Masa setelah
masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para
pedagang arab juga memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus
& rebana. dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di Tanah Air (
Indonesia ) hingga saat ini.
-
Masa
Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa
pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini
memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo
(cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem
solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik
modern Indonesia. Saat itu, para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang
merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia. Sajian musik itu dikenal
sebagai musik keroncong.
-
Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,
masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan
R&B. demikian pula dengan music – musik negeri India yang banyak dibawa
melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik
asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan musik
melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai
musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang
pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik
barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini
Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang
lalu ternyata perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu
dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang
barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan
Indie (Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan
bermutu tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang
berkembang.
A. Jaman
Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)
Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti
dengan kata lain diselidiki oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain.
Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad ke-1
Masehi menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku
Geschichte der Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira
tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang
Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan
orang Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum
Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia
Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip
juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup
bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup bersama dalam kelompok d
atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan di Kalimantan dengan nama
Kledi. dengan nama
Alat ini hanya merupakan salah satu
alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia
Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di tanam di
tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah
(terdapat di Bali sampai sekarang).
Alat musik bambu lain seperti
suling, angklung dan lain sebagainya. Telah mengalami suatu proses perkembangan
pada waktu kemudian. Seperti xylofonAsia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda:
sebagai’tatung’ di Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’
di Birma, ‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon
malah diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar
diseluruh
2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman
perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi
lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4 Sebelum Masehi
berpangkal dari suatu daerah Cina SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-Geldern
perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand,
Malaysia ke Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia.
Hal ini dibuktikan pula oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan
bahwa para penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa
yang sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada
jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. bernama
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan musik.
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan musik.
Diperkirakan bahwa gong-gong pertama
berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat Annam, pada tahun 1930-an
ditemukan banyak sekali alat dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari
sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh
Asia Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut
“kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi
dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan
Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa gong
mereka berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini.
Gong-gong yang dibawa oleh
Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai
untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata ditemukan
dalam penggalian di
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke
Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan
sendiri, tetapi terjadilah suatu perkembangan : benda-benda dari perunggu dan
besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak
ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa
waktu abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama
perunggu.
B. Jaman
Sejarah (Hindu-abad 4-12)
Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di
waktu dibuat kapal besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke
Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan lalu lintas terjadi
terutama lewat daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah
Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di
Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan politik maupun agama
dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama
Budha masuk kepulauan IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan
Sriwijaya dan kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi).
Pengaruh kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi
sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada masa itu
berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa,
pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari
masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di
pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada
Slendro yang bentuk dan rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad
8 Masehi. Menurut cerita tangga nada ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas
petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi dalam 5 interval yang
sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah dalam
penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno dengan tangga
nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan
terts kecil), sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu
dalam bahasa Sansekerta Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam
banyak bahasa di Asia Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini
sangat disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan
paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain Pementasan tari
berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang nampaknya berasal dari
jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah
menemukan bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat
musik local maupun alat musik yang diimpor dari India seperti gendamg, termasuk
gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat
tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah calung),
sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macam-macam
ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula
dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah
telah ditemukan sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron,
lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua
alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu
selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman
Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola
ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan
irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’. Sedangkan
musik India termasuk musik solotis (vocal maupun instrumental) meskipun
dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat musik di
India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi
dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu
penghargaan tinggi, dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam
relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut
nama alat musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu
perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam musik
tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran, gambang
ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan
jaman. Bahwa terjadilah suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang)
membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada bandingnya di Negara lain
di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan
seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad
13. Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya
dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada pada
tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan Hayam
Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah
Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara.
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara.
Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga
musik gamelan. Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun
umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang kaya serta
melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa setengah
nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti
jaman sekarang. Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut
Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali
terdapat suatu ansambel dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam
ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit. Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522). Sementara itu di Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus {sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik Indonesia.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit. Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522). Sementara itu di Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus {sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik Indonesia.
C. Jaman
Modern / Masa Kini
Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para
musisi terdahulu masih enak dan layak di perkembangan dunia musik modern yang
semakin meningkat telah merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat serta
berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga telah menghasilkan begitu
banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri musik di tanah
air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya insan – insan musik
yang mendatangkan angin segar bagi industri tersebut. Seperti halnya dunia
film, dunia musik juga mempunyai pasar serta penggemar yang banyak dengan
aliran musik yang di anutnya, maka berlombalah grup grup musik, duo, maupun
solo untuk meniru. Dengan banyak bermunculannya pendatang baru di dunia musik,
maka banyak pula karya- karyaserya penghargaan – penghargaantentang musik yang
sudah di hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan
dandikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik, khususnya
mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang dunia musik yang
sifatnya universal tersebut. Selain itu mereka juga diharapkanmampu untuk memperkenalkan
karya – karyake kancah nasional maupun internasional, sebagai hal yang
patutdibanggakan, dikembangkan, dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya.
Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum
ada wadah yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang
dunia musik moderndi Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk mleakukan pelestarian
terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum benar – benar ada.
Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah yang dapat menampung karya,
penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat meningkatkan informasi dan
pengetahuan tentang musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah
budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
1. Musik
Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik
Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
3. Musik
Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.
4. Musik
Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik
Populer (pop)
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ohbingung.multiply.com/reviews/item/1
http://www.indonesiaindonesia.com/f/49036-perkembangan-musik-modern/
http://phinxgranger4jc.blogspot.com/2010/05/sejarah-dan-perkembangan-musik.html
http://prasejarahmusik.blogspot.com/2009/08/khasanah-prasejarah-musik-indonesia.html
No comments:
Post a Comment