Sejarah
keroncong di Indonesia tidak terlepas dari kehadiran Kroncong Toegoe
di Kampung Tugu, Plumpang, Semper, Jakarta Utara.Generasi muda
kelompok ini dimotori oleh Andre Juan Michiels. Kehadiran musik ini
berawal dari jatuhnya Malaka dari Portugis ke tangan Belanda pada
tahun 1648. Orang-orang Portugis pada umumnya adalah tentara
keturunan berkulit hitam yang berasal dari Bengali, Malabar, dan Goa.
Mereka adalah tawanan Belanda dan dibawa ke Batavia (sekarang
Jakarta).
Sekitar
tahun 1661, mereka dibebaskan, lalu bermukim di rawa-rawa sekitar
Cilincing yang kemudia disebut Kampoeng Toegoe. Di kampung ini, kaum
yang baru saja dibebaskan itu membangun komunitas dengan pekerjaan
pokok bertani, berburu, dan mencari ikan. Di kala senggang, mereka
mengisi waktunya dengan bermain musik. Dengan peralatan sederhana
berupa alat musik petik mirip gitar kecil berdawai lima atau yang
biasa disebut rajao, mereka bernyanyi dengan gembira. Alat ini
kemudian dimainkan bersama biola, gitar, rebana, dan seruling. Musik
ini banyak penggemar dan disukai orang dan terus berkembang dari
namanya moresco hingga berubah nama menjadi keroncong pada awal abad
ke-19. Ya, karena musiknya yang terdengar seperti berbunyi
creng...crong...inilah musik ini dinamai keroncong.
Sumber:
http://id.wisatapesisir.com/kampung-tugu/465-sejarah-musik-keroncong
No comments:
Post a Comment