Ada
beberapa tipe musik yang digunakan dalam pertunjukan wayang kulit.
Artikel ini akan membahas tipe-tipe musik tersebut.
Salah satu hal yang
harus kita ingat adalah perbedaan antara musik/lagu yang terstruktur
dan yang tidak terstruktur. Musik yang terstruktur memiliki sebuah
beat
yang dapat didengar dan dihitung. Dalam Wayang Kulit, beat
ini disebut “gatra”. Saat para pemain musik dalam pertunjukan
Wayang Kulit memainkan musik yang terstruktur, kita dapat merasakan
bahwa mereka seperti sedang “berhitung”. Sedangkan musik yang
tidak terstruktur tidak memiliki beat
yang terasa, sehingga lagunya lebih terasa mengikuti perasaan,
keinginan dan kemampuan para pemain musik. Walaupun lagu yang tidak
terstruktur ini tidak memiliki beat,
biasanya lagunya akan tetap terdengar cukup bagus atau ‘pas’.
Tipe musik/lagu
terstruktur:
Lagu-lagu terstruktur dibedakan lagi menjadi 2 tipe: regular
dan irregular.
Tipe regular
memilki struktur permainan gong yang mudah ditebak, sedangkan tipe
irregular
memiliki struktur permainan gong yang berubah-ubah tergantung “gatra”
yang ada.
Tipe musik/lagu
tidak terstruktur: Lagu
yang tidak terstruktur biasanya dikenali melalui instrumen musik yang
digunakan dan fungsi instrumen tersebut. Umumnya, tipe tipe ini
disebut ‘Sulukan’. Berikut penjelasan dari beberapa tipe:
- Tembang atau Sekar. Lagu solo, dibagi menjadi dua tipe: Bawa, lagu yang berfungsi sebagai pembukaan lagu yang terstruktur, dan Andhegan, lagu yang dimainkan di tengah tengah sebuah lagu terstruktur.
- Pathetan. Lagu ini biasanya dimainkan dengan gambang, suling, rebab dan seorang penyanyi solo. Dalam pertunjukan wayang kulit, lagu ini biasanya dimainkan sebagai pembukaan tiap bagian cerita tertentu, mengubah mood dan menyiapkan atmosfer untuk bagian cerita berikutnya.
- Sendon. Mirip dengan Pathetan, tapi tidak dimainkan dengan rebab. Sendon biasanya dimainkan untuk mendramatisirkan adegan adegan dalam pertunjukan wayang kulit. Seperti lagu yang intonasinya sangat sedih digunakan untuk menggambarkan kesedihan para karakter wayang.
- Ado-ado. Tipe sulukan yang paling sering digunakan dalam pertunjukan wayang kulit. Biasanya dimainkan dengan suling dan seorang penyanyi. Tipe ini dapat dianggap ‘tertancap’ pada ritme pertunjukan wayang kulit. Fungsinya seperti sebuah ‘perekat musikal’ yang menyambungkan tiap adegan. Struktur dramatis yang sering digunakan untuk pertunjukan biasanya adalah:(Lagu tidak terstruktur) - Ado-Ado – Narasi – dialog, dapat diulang berkali-kali atau dirubah rubah agar bervariasi dan dengan pelan pelan ‘membangun’ cerita dalam pertunjukan wayang kulit tersebut.
Kevin.S/XI-IS1/26
No comments:
Post a Comment