Lagu Banjar adalah lagu-lagu berbahasa Banjar. Menurut seniman/ pencipta
lagu-lagu Banjar yaitu H.
Anang Ardiansyah (72 tahun)
dilihat daerah perkembangannya lagu-lagu (pantun) berirama khas Banjar di Kalimantan Selatan terbagi menjadi 3 yaitu pantun yang
berkembang di tepian sungai, pantun yang berkembang di daratan dan pantun yang
berkembang di pesisir pantai.
Jenis-jenis pantun (lagu) tersebut antara lain :
§
Lagu
(Pantun) Rantauan yaitu
lagu-lagu yang berkembang di sepanjang tepian sungai khususnya di daerah Banjar
Kuala. Ciri-ciri lagu ini beralun-alun dan bergelombang-gelombang seperti
gelombang sungai dan seperti orang yang meratapi nasib. Perbedaan lagu Rantauan
dengan lagu Pasisiran, misalnya pada lagu Rantauan mangancang meratapi nasib (melengking tinggi sambil meratapi
nasib), sedangkan lagu Pasisiran mangancang
tapi ba-arti (melengking
tinggi memiliki tujuan tertentu)
§
Lagu
(Pantun) Pandahan yaitu
lagu-lagu Japin yang berasal dari Hulu Sungai (Banjar Hulu) yaitu dari Kota Rantau sampai Tanjung. Lagu
ini disebut juga Lagu Tirik,
karena dinyanyikan ketika urang
ma-irik banih (orang yang
sedang memisahkan bulir-bulir padi dengan tangkainya dengan cara diinjak-injak
ketika panen). Lagu ini dinyanyikan sambilbaturai (bersahut-sahutan, berbalas), dimana
kata akhir sebuah bait dipakai lagi menjadi awal bait yang selanjutnya,
contohnya lagu Paris Barantai ciptaan H. Anang Ardiansyah.
§
Lagu
(Pantun) Pasisiran yaitu
lagu yang berkembang di daerah pesisiran Kota Baru (Sigam),
yang dinyanyikan melengking-lengking dengan nada tinggi (karena ada sedikit
pengaruh Bugis). Contohnya, lagu Japin Sigam yang mengiringi tari Japin Sigam. Lagu
yang bernuansa pasisiran lainnya yaitu lagu Intan
Marikit ciptaan Agit Kursani.
Ketiga jenis tersebut di atas merupakan jenis lagu-lagu Musik Panting. Pada musik panting yang asli di
daerah Banjar di pakai tiga jenis alat musik saja yaitu alat musik petikpanting (sejenis gambus/karungut/tingkilan),
babun (gendang) dan agung (gong). Di daerah rantauan yang berbau Arab-Indonesia ditambahan
alat musik kaprak. Dan ada pula yang menambahkan tamborin. Lagu Pandahan di Hulu Sungai menggunakan
babun (gendang), juga terdapat rebab dan terbang. Penambahan babun yang
bunyinya menghentak-hentak sangat sesuai karena sering dipakai sebagai
pengiring ba-kuntau (silat). Sedangkan Lagu Pasisiran
ditambahkan tamborin dan biola (pengaruh Arab), karena fungsinya sebagai
pengiring tarian Japin (Zafin) dengan hentakan kaki yang khas (kapincalan).
Dari sinilah adanya unsur biola pada musik panting.
Sebagai pungkala (patron) dalam mengambil penciptaan
jenis lagu Banjar dari 3 macam irama (cengkok):
§
Dundam
yaitu lagu-lagu yang agak sedih, seperti orang manggarunum (bergumam) tetapi dinyanyikan,
misalnya menyanyikan lagu ketika mengayun anak dalam ayunan (menidurkan). Jenis
ini juga dipakai sebagai nyanyian yang bercerita sejarah seperti kisah Putri Junjung Buih yang menyayat hati. Contoh irama
dundam adalah lagu Tatangisciptaan
Hamiedan AC.
§
Madihin
yaitu lagu-lagu pada kesenian madihin. Contoh lagu irama madihin adalah lagu Dayuhan wan Intingan ciptaan H. Anang Ardiansyah
§
Lamut
yaitu lagu-lagu pada kesenian ba-lamut.
Lagu Ampar-Ampar
Pisang ciptaan Thamrin, tapi
dirilis oleh Hamiedan AC dan lagu Paris
Barantai ciptaan H. Anang
Ardiansyah merupakan dua lagu yang menjadi kiblat dalam mencipta lagu daerah
Banjar. Hal ini karena kedua lagu inilah yang pertama kali direkam dan dikenal
banyak orang.
No comments:
Post a Comment